Monday, April 02, 2007

Mengenang Chrisye, Sang Legenda

Atas nama blog, milis dan komunitas 80-an,
kami ingin ikut menyampaikan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya
atas meninggalnya salah satu Legenda musik Indonesia,

Chrisye
pada hari Jumat 30 Maret 2007.
Semoga almarhum diampuni segala kesalahannya
dan segala amal ibadahnya diterima oleh Yang Maha Pengasih
serta mendapat ganjaran dan tempat yang selayaknya.
Amin


Chrismansyah Rahadi (terlahir sebagai Christian Rahadi) yang populer dengan nama Chrisye adalah salah satu fenomena musik Indonesia di masa 80-an. Bukan hanya di 80-an sebetulnya, dia sudah menggebrak sejak akhir 70-an dan tetap mampu bertahan menampilkan gebrakan2 baru di 90-an bahkan hingga 2000-an. Tapi sesuai konteks blog ini, kita batasi saja pada masa2 emas Chrisye di dekade 80-an.

Paling nggak ada 10 album yang disumbangkan Chrisye selama dekade 80-an ini. Sebagian besar berhasil menorehkan sukses dan menghasilkan banyak lagu-lagu hits yang kayaknya bakalan jadi karya2 yang juga melegenda.

Pria Sederhana Bersuara Emas

Wajahnya polos, wajah tanpa dosa, tapi dipadu dengan rambut gondrong belah tengah mungkin bikin orang yang pertama ngeliat bakal bertanya-tanya, "ini anak band gondrong tapi kok ekspresinya lugu banget yah?". Penampilan sederhana yang tetap ia pertahankan lama sekali hingga ia mulai sakit dan harus menjalani kemoterapi.


Dengan pembawaannya yang tenang ekspresi yang datar tanpa letupan emosi sangat klop dengan suaranya yang halus, bening dan indah. Suara malaikat kata orang. Memang bukan suara penyanyi kelas festival yang powerful dengan teknik vokal yang tinggi (kalo nggak salah Chrisye nggak pernah ikutan festival kan? selain nyanyiin Lilin-lilin Kecil di LCLR), tapi suara Chrisye itu khas dan berkarakter banget. Orang bisa terbius mendengarnya.

Di buku Memoar Musikalnya, diceritakan kalau karakter suara aslinya yang seperti itu baru ia temukan setelah lelah menjadi copycat menjadi penyanyi top 40 yang mengikuti gaya penyanyi2 barat. Ia sadar bahwa sebagai penyanyi pria, ia hanya punya satu hal yang bisa jadi andalan utama, suara. Beruntunglah suaranya memang indah.

Dibesarkan oleh Karya Monumental

Nama Chrisye mekar sejak pertengahan 70-an lewat karya2 besar dan monumental. Bergabung dengan keluarga Nasution di komunitas Gank Pegangsaan, bermain sebagai bassist dan vokalis di band Sabda Nada yang dimodali habis2an oleh Pontjo Sutowo. Dikontrak untuk main di New York selama 2 tahun. Terlibat rekaman pertama kali dalam proyek idealis Guruh Gipsy. Kemudian diminta oleh Prambors untuk menyanyikan salah satu lagu LCLR "Lilin-lilin Kecil" karya James F Sundah yang meskipun bukan lagu juara tapi menjadi lagu paling ngetop. Proyek selanjutnya bersama Eros Djarot dan Yockie Suryoprayogo membuat soundtrack untuk film Badai Pasti Berlalu yang kemudian dijadikan album tersendiri. Semuanya adalah proyek monumental yang langsung mengangkat nama Chrisye bersinar mencorong di akhir 70-an.


Di bawah payung Musica Chrisye mengeluarkan album solo perdananya "Sabda Alam" (1978). Masih dalam balutan musik romantis ala album Badai dengan format pop kreatif yang mulai marak saat itu. Album ini disambut hangat dan menancapkan tonggak yang kokoh bagi Chrisye. Hits dari album ini antara lain "Sabda Alam", "Juwita", "Anak Jalanan", "Kala Sang Surya Tenggelam"... lagu2 yang hebat banget tuh. Album kedua "Percik Pesona"(1979), Chrisye terkena 'sindrom album kedua' tidak mampu mengerahkan kreatifitasnya secara total karena bayang2 suksesnya album pertama. Album keduapun jeblok.

Mencari Jati Diri

Kiprah Chrisye di 80-an diawali dengan meledaknya album "Puspa Indah Taman Hati" (1980) yang digarap secara serius oleh Guruh Soekarno Putra. Album ini meledak setelah dijadikan soundtrack untuk film sukses "Gita Cinta dari SMA" dengan lagu andalannya "Galih & Ratna". Di film itu Chrisye sempat ikutan tampil sebagai penyanyi.

Lagu "Galih & Ratna" itu juga yang seingatku menjadi perkenalan pertamaku dengan lagu2 Chrisye. Bersamaan dengan merebaknya trend Swara Maharddhika dimana mana, lagu itu bisa dibilang jadi lagu wajib pengiring tarian2 anak muda pada masanya. Pernah ikut2an juga sih, waktu SD dulu :"> Sudah latihan sekian lama, akhirnya gagal mentas karena ketidakcocokan antar personel... halah :p

Selanjutnya?... Chrisye dipaksa main film.. hehehe maksa bener. Orang Chrisye tampangnya satu ekspresi gitu kok diajak maen film. Di film "Seindah Rembulan" yang dibintangi banyak penyanyi, Chrisye didapuk menjadi pacar Lidya Kandau. Kegagapannya dalam berakting dan ritme kerja film yang molor2, bikin Chrisye nggak krasan. Pada hari kesepuluh dia cabut dari produksi film itu... Dan Chrisye tidak pernah berani nonton film itu ... hihihi

Album selanjutnya "Pantulan Cita" (1981) digarap oleh Yockie Suryoprayogo. Yockie yang terlalu cenderung ke art rock, sementara warna suara Chrisye berada di jalur pop, belum bisa nyambung menghasilkan karya terbaik. Tidak ada hits yang mendobrak di album ini.

Tahun 1982 adalah tonggak buat kehidupan Chrisye, karena pada tahun itu dia menjadi mualaf dan menikahi Yanti Noor. Yanti Noor adalah anggota keluarga Noor Bersaudara, yang tentunya sangat memahami dinamika kehidupan seorang pemusik. Bisa diajak sepiring berdua lah :)

Trio Eros-Chrisye-Yockie

Kembalinya Eros Djarot dari Jerman di tahun 1983, membuahkan album reuni untuk mengulang kesuksesan album Badai. Bertiga dengan Yockie dirilislah album "Resesi" (1983). Mengadopsi warna musik barat yang sedang in, nuansa rock ala The Police dihadirkan, dengan sisipan beberapa lagu pop romantis andalan Chrisye. Dan ternyata musik menghentak di lagu "Resesi" dan "Lenny" diterima dengan sangat baik. Sementara lagu manis "Hening" dan "Malam Pertama" menjadi lagu yang melegenda hingga sekarang. Kolaborasi yang sukses.


Tidak ingin kehilangan momentum, trio Eros-Chrisye-Yockie ngebut bikin album dengan warna yang tidak jauh berbeda. "Metropolitan" dirilis di awal 1984, sukses. Dan album "Nona" masih di tahun yang sama, sukses juga. Produktif banget, mungkin karena jaman itu belum ada masa promo tour ke berbagai kota.

Tapi kemudian Chrisye merasa jenuh setelah mengeluarkan album trilogi tersebut, ia pengen ada perubahan. Dengan berat hati ia menyudahi kerjasamanya dengan Eros dan Yockie. Chrisye melirik musisi muda yang pernah ikutan nongkrong di Gank Pegangsaan, Addie MS, yang sukses mengantarkan album pertama Vina Panduwinata.


Masih di tahun 1984 (gile beneeerrr... setahun 3 album??), keluarlah album "Sendiri" besutan Addie MS dengan ide2 segarnya. Ada duet dengan Vina dalam lagu "Kisah Insani" di album ini. Kembalinya Chrisye dengan album yang didominasi musik pop romantis, mendapat sambutan sangat hangat.

Bergaya Riang dengan Adjie Soetama

Addie MS kemudian terlalu sibuk dengan proyek2nya bersama Vina, Chrisye harus mencari lagi musisi baru. Adalah Adjie Soetama yang musik riangnya sedang banyak digemari anak muda yang akhirnya dipilih oleh Chrisye. Rada nekat juga kayaknya, karena musiknya Adjie Soetama identik dengan lagu ringan easy listening dengan beat riang yang cocok untuk pengiring tarian norak ala 80-an. Padahal musik Chrisye selama ini adalah musik dengan kemasan serius yang anggun.

Bos Musica dengan naluri bisnisnya tidak tanggung2 merubah image Chrisye di album kerjasama dengan Adjie Soetama ini. Untuk album "Aku Cinta Dia" (1985), Chrisye harus rela dandan norak untuk cover kasetnya. Bukan cuma itu, Chrisye juga harus bisa goyang saat tampil di Aneka Ria Safari!

Hah?? Chrisye goyang?... bisa gitu? Untunglah jaman itu sudah musim penari latar. Chrisye cukup goyang dikit waktu nyanyi, yang heboh biar penari latarnya. Kabarnya Chrisye cukup tersiksa dengan keharusan bergoyang dan berdandan norak untuk album ini. Tapi hasilnya memang luar biasa, album ini laku lebih dari satu juta keping!!

Banyak pengamat musik yang kecewa dengan gaya bermusik Chrisye di album itu. Dibilang Chrisye kehilangan identitas. Chrisye menolak tegas anggapan itu. Penampilan dan aksi panggungnya memang berubah sesuai mood lagu yang riang, tapi suara dan cara menyanyi Chrisye tidak berubah. Bahkan teman2nya pun meledek penampilan Chrisye norak dan ajaib itu kayak topeng monyet... hihihi.. teganya :p


Bersama Adjie Soetama, Chrisye mengeluarkan tiga album. Setelah "Aku Cinta Dia", dilanjutkan dengan album "Hip Hip Hura" (1985), dan "Nona Lisa" (1986) dengan warna musik yang tidak jauh berbeda. Semuanya sukses! Karena memang warna musik seperti itulah yang sedang in.

Kembali ke Pop Romantis

Selanjutnya di tahun 1988, Chrisye mengeluarkan album "Jumpa Pertama". Dengan musik yang sepertinya peralihan dari nuansa riang kembali ke pop romantis. Lagu yang paling hits di album ini adalah lagu syahdu "Kisah Cintaku", duet Chrisye dengan Atiek CB.

Sungguh beruntung Chrisye saat itu. Sementara Betharia Sonata dicecar oleh Menpen Harmoko karena lagu2 cengengnya yang minta dipulangkan ke rumah orang tua, lagu Chrisye yang jelas2 bilang "haruskah ku pergi tinggalkan dunia" malah aman-aman saja tidak dianggap lagu cengeng :D Daripada merajuk, mending bunuh diri kali ya? sekalian... huhuhuhu.... kacau deh

Penghujung dekade 80-an ditutup Chrisye dengan album "Pergilah Kasih" (1989) yang ditangani oleh musisi muda berbakat yang lain lagi, Younky Suwarno. Mengandalkan lagu ciptaan Tito Sumarsono yang saat itu lagi jadi 'hits maker'.
"Pergilah kasih, tapi jangan jauh-jauh..." gitu kalau temenku lagi nyanyi sambil ngigo :D

Tahun2 ini dunia musik memasuki era baru dengan hadirnya televisi swasta. RCTI membuka peluang tumbuhnya video-video klip serius untuk mempromosikan lagu2 baru. Bukan video klip asal ada seperti yang tampil di Selekta Pop atau Aneka Ria Safari. Chrisye sangat beruntung video klip "Pergilah Kasih" ditangani dengan sangat serius oleh Jay Subiyakto. Video klip yang sangat indah penuh dengan perlambang, seirama dengan musik dan syairnya. Di video ini Chrisye cuma diperlihatkan sedikit saja.

Dan nggak tanggung2, video klip "Pergilah Kasih" menjadi video musik Indonesia pertama yang layak tampil di MTV Hongkong!

Memang Legenda

Selanjutnya di 90-an hingga 2000-an Chrisye masih terus membuat gebrakan-gebrakan baru. Dari Konser tunggal di tempat se-elit Plennary Hall yang jadi pelopor, hingga album-album daur ulang dan kolaborasi yang semuanya menghasilkan sukses besar dan pada akhirnya memantapkan nama Chrisye sebagai Legenda Musik Indonesia.

Chrisye adalah salah satu insan musik yang konsisten di jalur musik dan melakukan apa saja untuk mewarnai musik Indonesia. Keputusannya meninggalkan bangku kuliah untuk ngeband sampai ke New York adalah bukti Chrisye mantap sejak awal karirnya untuk full berprofesi sebagai musisi. Padahal di jaman itu atribut sebagai anak band atau pemusik bakalan dilepehin sama calon mertua. Bisa jadi terkenal emang bener, tapi tetep duitnya musisi itu cekak. Karena jaman itu belum banyak permintaan show dari mana-mana seperti sekarang. Kalaupun ada, honornya juga alakadarnya.

Keluwesan Chrisye untuk membawakan berbagai jenis musik dan juga keluwesannya untuk melebur dalam kolaborasi dengan berbagai macam tipe pemusik lain, membawa Chrisye mampu tetap bertahan dengan gaya yang selalu mengikuti jaman. Tapi tidak pernah kehilangan kekhasannya.

Chrisye, sosoknya dan karyanya, memang layak dijadikan Legenda.


Selamat Jalan Chrisye.
Semoga kehadiranmu yang telah menghibur begitu banyak orang
menjadi amal ibadah yang menyinari jalanmu menghadap Illahi. Amin.



Yang Turut Berduka :Q
Sumber: Buku "Chrisye, Sebuah Memoar Musikal" karya Alberthiene Endah

Daftar Album dan Lagu-lagu Chrisye di era 80-an

Puspa Indah (1980)
01.Marlina
02.Lagu Putih
03.Kenang Kenangan
04.Puspa Indah
05.Lakon Manusia
06.Interlude Kenang Kenangan
07.Sirna
08.To My Friends On Legian Beach
09.Gita Cinta
10.Galih dan Ratna

Pantulan Cita (1981)
01 Kencana
02 Sentuhanmu
04 Kala Mega Kian Mendung
05 Tragedi
06 Tragedi Badai
07 Putri Ayu
08 Perkasa Manusia
09 Hening

Resesi (1983)
01 Lenny
02 Malam Pertama
03 Resesi
04 Sentuhan Cinta
05 Dibatas Akhir Senja
06 Money
07 Anak Manusia
08 Polusi Udara
09 Hening Jiwa
10 Juwita

Metropolitan (1984)
01. Romeo & Julia '83
02. Selamat Jalan Kekasih
03. Metropolitan
04. Kehadiran
05. Kenangan Remaja
06. Lagi-lagi
07. Suratmu
08. Natalie
09. O...Da...Da... (Instrumental)
10. Pengakuan

Nona (1984)
01 Berita Ironi
02 Salam Hangat
03 Sayang
04 Nona
05
06 Gadis Manja
07 Hilangnya Sebuah Pribadi
08 Lagu Untukmu
09 Sarjana Kaki Lima
10 Biarkan 'ku Sejenak

Sendiri (1984)
01.Kisah Insani
02.Hatimu & Hatiku
03.Sendiri
04.Windy
05.Lestariku
06.Dekadensi
07.Malu
08.Wanita
09.Cemburu
10.Aku dan Dia

Aku Cinta Dia (1985)
01 Aku Cinta Dia
02 Selamat Tinggal Sayang
03 Hura Hura
04 Nyanyian Rindu
05 Datanglah
06 CIta Cita
07 Cinta Kita
08 Masa Remaja
09 Tiada Lagi Duka
10 Bunda Tercinta

Hip Hip Hura (1985)
01. Maafkanlah
02. Sana Sini
03. Juli
04. Kau & Aku
05. Pemuda
06. Tobat
07. Bulan Namanya
08. Rindu
09. Hura-hura II
10. Terima Kasih
11. Hip Hip Hura

Nona Lisa (1986)
01. Nona Lisa
02. Anak Sekolah
03. Saat Yang Indah
04. Kembang Goyang
05. Aku Cinta Padamu
06. Lenny
07. Terpendam
08. Huru-hara
09. Satu Cinta
10. Maafkan

Jumpa Pertama (1988)
01 Jumpa Pertama
02 Kisah Cintaku
03 Ada Cinta
04 Hari Bahagia
05 Kau Ternyata
06 Mungkinkah
07 Terus Berlari
08 Kutahu
09 Selamat Bahagia Kasih
10 Ada Cinta Reprise

Pergilah Kasih (1989)
01. Pergilah Kasih
02. Nostalgia Cinta
03. Putri
04. Hari-hariku
05. Problema
06. Cinta Kita
07. Swara Hari
08. Pergilah Kasih (Extended Version)
09. Maafkanlah